Saturday 12 June 2010

UNIVERSAL : Kontroversi Teori Evolusi Part II

Teori evolusi sudah berusia 150 tahun, dan juga telah berpengaruh besar pada pandangan hidup yang dianut masyarakat. Teori ini menyatakan sebuah dusta, yaitu bahwa manusia muncul ke dunia ini sebagai akibat faktor kebetulan (Teori Spotanea), dan bahwa manusia adalah suatu “spesies binatang”. Lebih jauh lagi, teori ini mengajarkan bahwa satu-satunya hukum yang berlaku adalah usaha makhluk hidup, yang hanya mementingkan diri sendiri, untuk bertahan hidup.


INTERMEZO

Karena, beberapa diantara pembaca masih belum memahami beberapa hal dalam teori Creasionist, saya rasa tidak ada salahnya membuat artikel serupa untuk menutupi kekurangan yang ada pada Part I.

TEORI EVOLUSI TIDAK ABSAH SECARA ILMIAH

Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup di muka bumi tercipta sebagai akibat dari peristiwa kebetulan dan muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah. Teori ini bukanlah hukum ilmiah maupun fakta yang sudah terbukti. Di balik topeng ilmiahnya, teori ini adalah pandangan hidup materialis yang dijejalkan ke dalam masyarakat oleh kaum Darwinis. Dasar-dasar teori ini - yang telah digugurkan oleh bukti-bukti ilmiah di segala bidang adalah cara-cara mempengaruhi dan propaganda, yang terdiri atas tipuan, kepalsuan, kontradiksi, kecurangan, dan ilusi permainan sulap.

Teori evolusi diajukan sebagai hipotesa rekaan di tengah konteks pemahaman ilmiah abad kesembilan belas yang masih terbelakang, yang hingga hari ini belum pernah didukung oleh percobaan atau penemuan ilmiah apa pun. Sebaliknya, semua metode yang bertujuan membuktikan keabsahan teori ini justru berakhir dengan pembuktian ketidakabsahannya.



Francis Kirk


Dilema mengkhawatirkan lainnya (dari sudut pandang evolusionis) adalah molekul DNA yang terdapat di dalam inti sel hidup, sebuah sistem kode yang terdiri dari 3,5 miliar satuan berisi semua rincian makhluk hidup. DNA pertama kali ditemukan melalui kristalografi sinar-X pada akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an, dan merupakan sebuah molekul raksasa dengan rancangan yang luar biasa. Selama bertahun-tahun, Francis Crick, pemenang hadiah Nobel, meyakini teori evolusi molekuler. Namun pada akhirnya, ia sendiri pun harus mengakui bahwa molekul yang begitu rumit tak mungkin muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba karena kebetulan, sebagai hasil dari sebuah proses evolusi:

Evolusionis berkebangsaan Turki, Profesor Ali Demirsoy, terpaksa memberikan pengakuan sebagai berikut:




“Sebenarnya, kemungkinan terbentuknya sebuah protein dan asam nukleat (DNA-RNA) adalah di luar batas perhitungan. Lebih jauh lagi, peluang munculnya suatu rantai protein adalah sedemikian kecilnya sehingga bisa disebut astronomis (tidak mungkin).

Homer Jacobson, Profesor Emeritus di bidang Ilmu Kimia, menyatakan pengakuan tentang kemustahilan munculnya kehidupan akibat faktor kebetulan, sebagai berikut:

“Petunjuk untuk reproduksi rencana, untuk energi dan untuk pengambilan bagian-bagian dari lingkungan sekitar, untuk urutan pertumbuhan, dan untuk mekanisme efektor yang menerjemahkan instruksi menjadi pertumbuhan - semua itu harus ada secara serentak pada saat tersebut [saat awal munculnya kehidupan]. Kemungkinan kombinasi semua peristiwa itu secara kebetulan tampaknya sungguh luar biasa kecil.

Catatan fosil
pun menyajikan fakta lain, yang menjadi kekalahan telak bagi teori evolusi. Dari seluruh fosil yang telah ditemukan selama ini, tidak ada satu pun bentuk antara (bentuk peralihan) yang ditemukan, yang seharusnya ada jika makhluk hidup berevolusi tahap demi tahap dari spesies yang sederhana menjadi spesies yang lebih kompleks, seperti yang dinyatakan oleh teori evolusi. Jika makhluk seperti itu ada, seharusnya jumlahnya banyak sekali, berjuta-juta, bahkan bermiliar-miliar. Lebih dari itu, sisa dan kerangka makhluk semacam itu haruslah ada dalam catatan fosil. Kalau bentuk-bentuk antara ini benar-benar ada, jumlahnya akan melebihi jumlah spesies binatang yang kita kenal di masa kini. Seluruh dunia akan penuh dengan fosil makhluk tersebut. Para evolusionis mencari bentuk-bentuk antara ini di semua penelitian fosil yang menggebu-gebu, yang telah dilangsungkan sejak abad kesembilan belas. Akan tetapi, sama sekali tidak ditemukan jejak-jejak makhluk perantara ini, meskipun pencarian telah dilakukan dengan penuh semangat selama 150 tahun.

Singkat kata, catatan fosil menunjukkan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba dan dalam wujud sempurna, bukan melalui sebuah proses dari bentuk primitif menuju tahap yang lebih maju, seperti yang dinyatakan teori evolusi.

Kaum evolusionis telah berusaha keras untuk membuktikan kebenaran teori mereka. Namun nyatanya, dengan tangannya sendiri, mereka justru telah membuktikan bahwa proses evolusi adalah mustahil. Kesimpulannya, ilmu pengetahuan modern mengungkapkan fakta yang tak mungkin disangkal berikut ini: Kemunculan makhluk hidup bukanlah akibat faktor kebetulan yang buta, melainkan hasil ciptaan Tuhan.

Ledakan Zaman Kambrium meruntuhkan teori evolusi



Jenis makhluk hidup dibagi-bagi oleh para ahli biologi menjadi kelompok-kelompok utama, seperti tumbuhan, hewan, jamur, dst. Kelompok utama ini kemudian dibagi lagi menjadi filum (dari kata phylum atau phyla). Saat menelaah berbagai filum ini, haruslah diingat bahwa setiap filum memiliki struktur fisik yang amat berlainan. Hewan jenis Artropoda (serangga, laba-laba, dan makhluk lainnya yang kakinya beruas-ruas), misalnya, adalah satu filum tersendiri, dan semua hewan dalam filum ini memiliki struktur dasar fisik yang sama. Filum Chordata meliputi hewan yang memiliki notochord atau sumsum tulang belakang (kolumna spinalis). Semua hewan berukuran besar, seperti ikan, unggas, reptil, dan mamalia yang kita kenal sehari-hari, tergolong ke dalam sub-filum Chordata yang disebut vertebrata.

Terdapat sekitar 35 filum hewan, termasuk Moluska, yang meliputi hewan bertubuh lunak, seperti siput dan gurita, serta Nematoda, yang mencakup cacing berukuran kecil. Ciri terpenting filum ini, seperti telah kita sebutkan tadi, adalah terdapatnya ciri-ciri fisik yang amat berbeda. Kategori di bawah filum memiliki rancangan tubuh yang serupa, tetapi satu filum amatlah berbeda dari filum lainnya.

Jadi, bagaimanakah perbedaan-perbedaan ini timbul?

Pertama, mari kita tinjau hipotesa Darwinis. Seperti kita ketahui, Darwinisme menyatakan bahwa makhluk hidup berkembang dari satu nenek moyang yang sama, dan variasi timbul setelah melalui serentetan perubahan kecil. Jika benar demikian, artinya makhluk hidup yang pertama haruslah memiliki bentuk yang sama dan sederhana. Dan menurut teori ini pula, perbedaan di antara, dan meningkatnya kerumitan makhluk hidup, harus terjadi secara paralel seiring dengan waktu.

Menurut Darwinisme, kehidupan haruslah berupa sebatang pohon, dengan sebuah akar bersama, yang bagian atasnya berkembang menjadi cabang-cabang yang berbeda. Hipotesa ini terus-menerus ditekankan dalam sumber-sumber Darwinis, di mana gambaran tentang "pohon silsilah kehidupan" seringkali digunakan. Menurut konsep pohon ini, awalnya harus muncul satu filum, lalu berbagai filum lain perlahan-lahan muncul, dengan perubahan-perubahan kecil dan dalam tenggang waktu yang amat panjang.

Menurut Darwinisme, kehidupan haruslah berupa sebatang pohon, dengan sebuah akar bersama, yang bagian atasnya berkembang menjadi cabang-cabang yang berbeda. Hipotesa ini terus-menerus ditekankan dalam sumber-sumber Darwinis, di mana gambaran tentang "pohon silsilah kehidupan" seringkali digunakan. Menurut konsep pohon ini, awalnya harus muncul satu filum, lalu berbagai filum lain perlahan-lahan muncul, dengan perubahan-perubahan kecil dan dalam tenggang waktu yang amat panjang.


Itulah pernyataan teori evolusi. Tetapi, benarkah itu yang terjadi?

Sama sekali tidak. Sebaliknya, binatang sudah berwujud amat kompleks dan saling berlainan sejak saat pertama kali muncul di Bumi. Semua filum binatang yang telah kita ketahui muncul di saat yang sama, di tengah tenggang waktu geologis yang dikenal sebagai Zaman Kambrium. Zaman Kambrium adalah periode waktu dalam ilmu geologi, yang lamanya diperkirakan kurang-lebih 65 juta tahun, sekitar 570 hingga 505 juta tahun yang silam. Tetapi, kemunculan mendadak berbagai kelompok utama hewan terjadi pada fase yang jauh lebih singkat di masa Zaman Kambrium ini, yang sering disebut dengan "ledakan Kambrium ". Stephen C. Meyer, P. A. Nelson, dan Paul Chien, dalam sebuah artikel yang didasarkan pada pengkajian literatur terperinci di tahun 2001, menyatakan "ledakan Kambrium terjadi dalam sepenggal waktu geologis yang teramat sempit, yang lamanya tak lebih dari 5 juta tahun."

Sebelum itu, tak ada sedikit pun catatan fosil tentang makhluk hidup, selain yang bersel tunggal serta sedikit makhluk bersel majemuk yang amat primitif. Semua filum hewan muncul serentak dalam wujud sempurna, dalam tenggang waktu singkat Ledakan Kambrium (Lima juta tahun adalah amat singkat dalam istilah geologi)

Dalam bebatuan Kambrium ditemukan fosil-fasil dari makhluk-makhluk yang amat berbeda, seperti siput, trilobita, spons, ubur-ubur, bintang laut, kerang, dst.

Kebanyakan makhluk pada lapisan ini memiliki sistem yang rumit dan struktur yang maju, misalnya mata, insang, dan sistem sirkulasi, yang persis sama dengan yang terdapat pada spesimen hewan di zaman modern. Semua truktur ini sangatlah maju dan sangat berlainan satu dengan yang lain.

Richard Monastersky, seorang staf penulis jurnal Science News, menyatakan tentang ledakan Kambrium, yang merupakan perangkap maut bagi teori evolusi:

Setengah miliar tahun silam, beragam jenis hewan yang amat kompleks, yang kita lihat sekarang, tiba-tiba muncul. Saat itu, tepat di awal Zaman Kambrium di Bumi, sekitar 550 juta tahun yang lalu, menandai ledakan evolusioner yang mengisi penuh lautan dengan berbagai makhluk kompleks pertama di dunia.

Phillip Johnson, seorang profesor Universitas California di Berkeley, yang juga salah seorang kritikus Darwinisme paling menonjol di dunia, menjabarkan pertentangan antara Darwinisme dengan kebenaran paleontologis ini:

Teori Darwinisme meramalkan adanya sebuah "kerucut peningkatan keragaman", yang mana organisme hidup pertama, atau spesies hewan pertama, secara bertahap dan kontinyu menjadi beragam dan menciptakan tingkat taksonomi yang lebih tinggi. Namun catatan fosil binatang lebih mirip kerucut yang terbalik, yaitu banyak filum yang berada di jenjang awal, dan setelah itu semakin berkurang.

Seperti diungkapkan Phillip Johnson, yang telah terjadi bukanlah terbentuknya berbagai filum secara bertahap. Jauh daripada itu, semua filum timbul serentak, dan bahkan ada yang punah dalam periode selanjutnya. Munculnya makhluk hidup yang beragam dalam wujud sempurna dan seketika, merupakan bukti penciptaan, seperti juga diakui oleh evolusionis Futuyma. Telah kita saksikan, semua penemuan ilmiah yang ada telah menyatakan bahwa pernyataan teori evolusi adalah salah, serta mengungkapkan kebenaran dari penciptaan.

Semua ilmuwan terbesar dalam kemajuan ilmiah adalah penganut fakta penciptaan (kreasionis)

Tak menjadi soal, betapapun keras upaya kaum evolusionis dalam menampilkan diri mereka sebagai pemuncul gagasan seperti inovasi (pembaruan) dan kemajuan, sejarah telah membuktikan bahwa pencetus yang sebenarnya dari inovasi dan kemajuan adalah selalu para ilmuwan beriman yang meyakini penciptaan oleh Tuhan.

Kita dapat menyaksikan adanya ilmuwan yang beriman di setiap titik kemajuan ilmiah. Leonardo da Vinci, Copernicus, Kepler, dan Galileo, yang memulai era baru dalam ilmu astronomi, Cuvier, pendiri paleontologi, Linnaeus, pendiri sistem penggolongan modern untuk flora dan fauna, Isaac Newton, penemu hukum gravitasi, Edwin Hubble, yang menemukan adanya galaksi dan pemuaian alam semesta, serta banyak lagi, dan banyak lainnya yang meyakini Tuhan dan percaya bahwa alam semesta dan makhluk hidup adalah ciptaanNya.
Salah satu ilmuwan terbesar di abad kedua puluh

Albert Einstein, berkata:



“Saya tak dapat membayangkan seorang ilmuwan sejati tanpa keimanan yang kuat. Situasi ini dapat dilukiskan sebagai: Ilmu tanpa agama adalah lumpuh.”

Max Planck, pendiri fisika modern berkebangsaan Jerman, berkata:

"Siapa pun yang secara sungguh-sungguh telah terlibat dalam kerja ilmiah jenis apa pun juga, akan sadar bahwa di atas pintu gerbang memasuki kuil ilmu pengetahuan tertera kalimat: “Engkau harus beriman. Ini adalah sifat yang tak dapat dilepaskan dari seorang ilmuwan. “

"Sudahkah saya melengkapi Kontraversi Teori Evolusi sebelumnya?"

19 comments:

  1. kira2 kapan ya kita bisa tahu bagaimana kita bisa diciptakan?, siapa yg menciptakan kita? dan untuk apa kita diciptakan ?

    ReplyDelete
  2. Jika kita betul2 memahami apa yang dikandung oleh agama, sekarangpun dapat kita temukan jawabannya

    ReplyDelete
  3. benar yg dikatakan andhika karna kita hidup berdasarkan agama

    ReplyDelete
  4. Myheart2105 berkata...

    @anonymous: dalam agamaq (Islam) prtnyaan km udh trjwb sejak 15 abad yg lalu...^^

    ReplyDelete
  5. Oya Andika, km ngbahas misteri2 berbau agama gak?
    Ato jg memutuskn spt kptusanx om Enig..

    ReplyDelete
  6. Myheart2105 berkata...

    Oya Andika, km ngbahas misteri2 berbau agama gak?
    Ato jg memutuskn spt kptusanx om Enig..?

    ReplyDelete
  7. saya rasa ini belum menjawab apa2.
    saya juga akui teori evolusi itu bnyk salah2ny.
    tp yg mnurut sy paling membingungkan adalah teori kreationis. sebenarnya teorinya kreasionis itu bagaimana? dan bukti2nya. selama ini saya hanya melihat kreasionis hanya mengumpulkan kesalahan2 evolusionis
    Saya tdk mslh apakah teori ini/itu yg benar, tp saya melihat para evolusionis itu adalah peneliti sesungguhnya. berangkat dari satu teori lalu mereka meneliti, mencari bukti2 entah itu mendukung/tdk mendukung teori awal. yang menjadi tujuan akhir tentu adalah jawaban sebenarnya, bukan untuk melindungi ego, bukan untuk menyembunyikan aib suatu kepercayaan, atau cuma sekedar percaya kata orang.
    sementara yg lain akan menyindir, mengolok2, menjatuhkan, melindungi diri, itu biasa.
    Hingga kini teori evolusi masih diajarkan. kenapa? karena karena walau masih banyak kesalahan, tp tetap MASIH ADA BUKTI2 BENAR YANG BISA MENDUKUNG DAN BELUM DIBANTAHKAN. layaknya sebuah teori yg salah, maka harusnya semuanya keliru, bukannya setengah keliru setengahnya benar. itu artinya masih dibutuhkan penelitian lagi untuk menemukan jawaban yg sebenarnya.
    sedangkan apa yg dilakukan kreasionis untuk dunia? menyebarkan kesalahan2 evolusionis di internet? saya belum pernah mendengar seorang kreasionis itu pergi meneliti dengan teorinya. apakah mereka berlandaskan kitab suci? atau teori lain? punyakah mereka bukti ilmiah yang mendukung teori mereka? apakah Oopart? colecanth? itu bukan bukti teori mereka, itu bukti kesalahan teori evolusi.
    Jd yg sekarang punya jawaban hanyalah evolisionis,walau saya tau itu masih salah. sedangkan kreasionis menurut saya lebih menjurus ke: "Anti-evolusionis" ( sebuah antitesis, seperti seorang berkata A BENAR, lalu orang lain berkata ITU SALAH tanpa bisa memberi jawaban yang lebih benar) ketimbang sebuah teori yg baru.
    Ini cuma pendapat saya, maaf kalau sok pintar, tp saya cuma mau berbagi pandangan. sanggahan sangat diharapkan. dan paling penting adalah sy tdk fanatik pd para pendukung teori ini/itu. yg sy ikuti hanya jawaban yg plng benar. tulisan ini bertujuan untuk memancing teman2 berusaha mengejar jawaban itu, dan tdk lagi berkutat pd menikmati btapa salahnya teori orng lain.
    Moga2 g d delete admin, krna mgsd sy baik kok, g propokatif/apatis/atheis apalagi SARA. ^^

    ReplyDelete
  8. @Myheart2105

    Jika saya membahas sesuatu tentang agama hal itu pasti akan saya sembunyikan, namun tidak akan mengurangi makna awal atau mungkin bisa disebut "diinstrikskan"

    Mengenai keputusan seperti ENIGMA, saya juga mengambil sebuah keputusan jika saya telah merasa memiliki kapasitas untuk menjawabnya, namun jujur saja jika saya masih memiliki sebuah keraguan, saya akan mempelajarinya kembali untuk memperoleh hasil yang benar dan saya tidak akan berkata bahwa saya selalu bisa, semua artikel saya hanyalah mengutip dan merumuskan dari sumber-sumber sebelumnya

    ReplyDelete
  9. @Animous yang peryantaannya paling panjang :D

    Mungkin anda adalah orang yang sama di Phenomena dalam mengomentari teori Cresionist. Sebelumnya saya meminta maaf jika tulisan ini mempunyai salah kandungan bagi anda, namun saya tetap berpegang teguh dengan teori creasionist. Bagi saya ini adalah forum "belajar bersama" jadi ketika saya salah maka pembaca dapat memperbaikinya begitupun sebaliknya.

    ada beberapa point yang saya dapatkan dari anda

    1. Teori Creasionist itu merujuk kepada hal yang menjatuhkan?

    Sekarang saya bertanya kepada anda,

    apakah anda beniat menjatuhkan teori ini?

    Sebelumnya anda harus betul2 memahami bahwa cresionist itu mutlak tercipta secara langsung tanpa evolusi.

    Oke terlepas dari itu teori ini (creasionist) telah melakukan banyak riset-riset tentang kehidupan, Dalam point utama riset creasionist(Harun Yahya)adalah Fosil, baik fosil terkubur atau Fosil Hidup(istilah)sedangkan riset darwin dilakukan tanpa kelengkapan fasilitas seperti sekarang. Lagipula teori ini didasarkan dari seekor burung yaitu "Finch".

    Namun Darwin juga menuliskan evolusi manuisa dalam buku "The Origin of Species". Hal ini pun diakaui Darwin bahwa beliau sulit menemukan kebenaran didalamnya. Lalu dalam bukunya yang berjudul “The Descent Of Man”(Darwin) menyatakan bahwa manusia bersal dari species binatang. Buku ini ditulis setelah A.R Wallace menyatakan bahwa teori evolusi tidak dapat diterapkan oleh manuisa, Jika kita boleh mengambil asumsi, bisa saja ini hanyalah animo Darwin untuk melawan pernyataan Wallace.

    Mengenai salin menyalahkan saya rasa tidak ada hal yang seperti itu, kemungkinan Penemuan yang dilakukan oleh Harun Yahya memeiliki kebetulan dalam menyanggah teori Evolusi.

    Untuk lebih lengkap baca juga Part I nya di http://uni-object.blogspot.com/2010/05/kontraversi-teori-evolusi.html#comments

    ReplyDelete
  10. To Anonim:
    Apa yang anda bahas sama halnya jika anda menganggap bahwa bangsa A adalah musuh bangsa B, C, dan D, tapi jika anda menjadi orang A, maka anda akan beranggapan bahwa bangsa B, C, dan D adalah salah dengan menyertakan bukti ini itu. Apa yang menjadi topik bahasan anda adalah soal "Kontruksi pemikiran". Mungkin saya akan menengahi, kenapa evolusionisme masih diajarkan di sekolah sepertinya Indonesia masih belum merombak secara menyeluruh di bidang pendidikan. Saya mengatakan demikian bukan karena ingin evolusionis dihapuskan, tapi alangkah baiknya jika diberi teori pembanding seperti kreasionis (saya mengatakan teori pembanding bukan teori "Tandingan".) Mungkin saja, masih adanya pengajaran evolusionisme di sekolah masih ada kaitanya dgn kepentingan2 eropa, sama seperti penemuan benua amerika yang di"klaim"ditemukan oleh Eropa, padahal, jauh sebelum bangsa eropa datang, amerika sudah ada penduduknya berupa bangsa Indian. Mengenai penelitian soal kreasionisme, jika dikatakan bahwa para kreasionis hanyalah mencari salah, berarti secara tidak langsung anda mengatakan bahwa teori itu salah. Adalah sangat tidak mungkin orang mencari salah jika itu dibuat-buat dan diungkapkan dalam forum bahkan sampai ditulis di buku dan banyak orang membacanya? Ilmuwan pun bahkan tidak bisa mengukur kecepatan cahaya secara tepat. Kecepatan Cahaya tidak akan tepat 3 kali sepuluh pangkat delapan meter per sekon. Lalu kenapa ada rumus kecepatan seperti itu? Adalah untuk memudahkan hitungannya. Jadi, ilmuwan pun sebenarnya juga memakai asumsi-asumsi atau pendapat dengan beberapa bukti yang mendukung pernyataan tersebut, bukan sesuatu yang berupa fakta obyektif tapi yang mendekati obyektif. Kreasionis memang sebagian besar dianut oleh para religius, terlepas para religius itu taat atau tidak. Sebab, kreasionis ingin megungkapkan bahwa, otak manusia itu terbatas, sedangkan Tuhan adalah Maha Tahu. Sebab, jika Tuhan menciptakan makhluk dengan berevolusi dalam waktu yang lama (karena jika cepat, berarti revolusi) berarti menunjukkan bahwa Tuhan tidak Maha Tahu. Karena pada makhluk evolusi mengharuskan adanya makhluk peralihan dan perubahan yang sangaaat lama. Atau yang Myheart 2105 katakan di blog saya, adalah makhluk cacat-mungkin setengah ikan setengah kadal dan lain sebagainya. Manusia (ilmuwan juga manusia), disamping menggunakan ilmu pengetahuan untuk kelangsungan hidupnya, sebenarnya juga memakai naluri dalam perumusan masalah. Dan naluri itu adalah abstrak. Sama seperti mencoba membuktikan keberadaan Tuhan dengan cara ilmiah dan rumusan fisika tercanggih. Pasti semua cabang ilmu pengatahuan mengarah kepada kekuatan Yang Luar Biasa dan Tunggal. Memang sangat menarik untuk menemukan mana yang benar dari sebuah teori atau ajaran. Tapi, jika kita masih berpegang pada konstruksi pemikiran masing-masing, maka sampai kapanpun tidak akan ketemu. Yang namanya Pro pasti ada kontra. Salam :D

    ReplyDelete
  11. "...jika dikatakan bahwa para kreasionis hanyalah mencari salah, berarti secara tidak langsung anda mengatakan bahwa teori itu salah"
    Maksud saya teori itu adalah evolusi

    ReplyDelete
  12. @Phenomena, Thanks bro sudah membantu saya,

    @Anonim (5), lagi pula saya menyisipkan kata2 yang mendukung Darwin, tapi bukan dalam konteks teorinya, dalam Part I

    ReplyDelete
  13. @all, anonim is back
    sekali lg saya katakan ini tdk ada kaitannya dgn agama, dan adlh salah saya rasa untuk menilai Tuhan dengan teori2 baik evolusi/kreasi karena skenarioNya diluar jangkauan kita. bkn mslh Tuhan menciptakan makhluk yg sempurna atau tidak, spt kata2 dlm Simpsons Movie yg saya suka: "apalah daya kita menilai mahluk ciptaan Tuhan (sempurna/tdknya)" bknkah Tuhan bisa menciptakan yg jahat dn yg baik, yg cacat, yg sakit, yg sehat, dan yg luarbiasa.
    Dan kita tdk berseberangan Mr.Phenomena, saya tdk memilih untuk menjadi fanatik dr suatu teori, saya spt orang awam pd umumnya, cuma menunggu. tp saya memiliki banyak pertanyaan yg belum terjawab. beberapa mungkin sudah puas dengan tulisan2 spt diatas, tp bagi saya, saya belum mendapat gambaran tentang konsep origin of species versi kreasionis. okelah kalo C.Darwin terinspirasi dr burung, tp dia tlah berusaha mewujudkan suatu teori, selanjtnya bukti2 yg mncul menjadi pndukung ataupun titik lemah teori trsbt, itu adlh wajar. Tp hal inilah yg belum sy lihat dr teori kreasi. bukti2 yg dikumpulkan belum dikembangkan menuju suatu jawaban. Contohnya adalah belum adanya kreasionis yg berusaha membuat tulisan seperti "Origin Of Species" yg mencoba menjelaskan sebuah teori yg diperoleh. tulisan2 para kreasionis hanya berkisar tentang: "Runtuhnya Teori Evolusi", "Teori Evolusi Ternyata Hoax", "Jangan Percaya Teori Evolusi", dll.
    Jadi, misalkan saya seorang kreasionis, lalu anak saya bertanya tentang pelajaran IPAnya, lalu saya akan bilang:"nak, teori evolusi itu salah!" lalu anak saya akan berkata:"lalu bagaimana awal terbentuknya mahluk hidup yg sebenarnya?" Maka saya tdk akn bisa menjawab.
    Beberapa kreasionis langsung menghubungkan teorinya dengan kitab suci, maka, hasilnya teori ini menjadi anti-uji ilmiah. padahal teori ini potensial untuk menjadi penjelasan yg sebenarnya dari asal mahluk hidup!
    Untuk sementara sebaiknya jgn langsung mengatakan kalau teori evolusi salah 100%, karena teori ini walau banyak salahnya, tp teori ini masih hidup, dn masih ada bukti2 yg kuat, dan jika ingin menampilkan teori kreasionis, sebaiknya menampilkan bukti2 teori evolusi yg msh eksis(contohnya manusia purba) barulah jadinya sbg perbandingan, bkn tandingan. jika spt tulisan d atas, dimana yg di tunjukan hanyalah kelemahan2 teori evolusi, tentulah orang mudah percaya dgn teori anda.
    se3kian komentar saya, semoga dijawab dengan cepat, karena saya jarang ngenet.
    Trims!

    ReplyDelete
  14. @Anonim,

    Mungkin anda lebih mengerti dan tertarik apa yang disampaikan PHENOMENA daibandingkan saya.

    Namun mungkin saya bisa memerikan penjelasan sedikit. Begini Creasionist memang sangat identik dengan keberadaan agama. Tapi anda juga harus tahu bahwa di dalam EVOLUSI banyak terkadung Propaganda, yaitu diantaranya Karl Marx yang menciptakan skenario terhadap komunisme dengan materialsime. Dan asal anda tahu saja Darwin menerima ajaran masonik dari kakeknya dan ayahnya.

    Lalu seandainya jika anda memang betul2 memahami teori Evolusi itu benar, bagaimana teori ini dapat menjawab susunan rantai DNA yang telah membawa sifat turunan.

    Untuk era ini tidak hanya muslim saja yang beranggapan bahwa Evolusi itu salah tapi juga "SARA". Dalam logika saja jika makhluk hidup berevolusi, maka seluruh makhluk hidup suatu saat akan mempunyai fisik yang sama dalam waktu berbeda, Contoh(dalam evolusi) Monyet Berfisik Manusia akan berakhir pada 2010, maka setelah ini akan ada capung yang berbetuk manusia, tentu saja ini sangat tidak eksis, lalu kapan berhentinya evolusi. Lalu bagaimana reptil dapat melahirkan/bertelur mamalia?.

    Dalam hal saling menyalahkan, itu hanya karena animo anda saja. Bahkan seperti yang saya katakan Darwin juga kesulitan menemukan kebenaran dalam teorinya. Sepertinya anda masih harus membacanyanya kembali dalam Part I dan Part II.

    Terakhir, Tidak ada kata fanatik bagi kami Creasionist, Hanya saja anda yang terlalu fanatik dengan teori anda. Anda selalu mengatakan Creasionist itu menyalahkan Evolusi, Padahal pengikut Darwinisme nyatanya seperti itu juga.

    :D
    Terima kasih

    ReplyDelete
  15. To Mr Anonim:
    Bukti-bukti origin of species bisa dibaca dan ditelusuri menurut kepercayaan Anda jika memang anda bukan atheis. Bukti-bukti sudah dikumpulkan jadi suatu jawaban. Kalau ada orang yang mencari salah ini itu, maka orang tersebut tidak akan pernah meneliti lebih dalam seperti jika orang ingin membuktikan sesuatu. Kreasionis sudah membuktikan bahwa sel itu begitu kompleks, tidak sesederhana seperti yang dikatakan Darwin. Terlepas dari Harun Yahya dan kata kitab sucinya (bukan berarti saya tidak beragama), maka dari penjelasannya yang sederhanapun, semua hal yang"paling sederhana" seperti sel, bergerak menurut sebuah sistem yang sangat rumit. Dan semua itu sudah sesuai demi kelangsungan hidup si makhluk, artinya, tidak ada keperluan untuk memodifikasi atau berevolusi. Jika anda seorang kreasionist dan anak anda bertanya bagaimana makhluk hidup tercipta, anda cukup katakan bahwa ada yang menciptakannya, dan bukan manusia, tapi yang memiliki Pengetahuan di Atas segala-galanya. Dialah Tuhan. Terlepas dari apapun namaNya dan agama yang diajarkanNya yang jelas dialah pencipta alam semesta. Mengenai dari apa makhluk itu terbuat, itu tergantung dari agama yang anda anut. Ada yang mengatakan manusia dari tanah. Dan pasti ada yang bertanya,"bagaimana mungkin manusia dengan tubuh yang lengkap terbuat dari tanah?". Nah, dari situ saja sudah menunjukkan bahwa Tuhan mampu membuat apapun yang tidak bisa ditiru dan out of human thinking but easy to understand. Dan kalau ada yang bertanya seperti itu, tinggal di jawab saja bahwa ada yang menciptakannya dan sang penciptanya tentulah memiliki ke-Maha-an yang absolut. Otak manusia yang terbatas pasti tidak akan mampu menjelaskan bahkan membuat satu ekor ayam yang sesempurna ayam yang sudah kita kenal sebelumnya.
    "Oh dengan rekayasa genetik bisa!"
    Kalaupun bisa, tetap saja membutuhkan bahan-bahan lain seperti A, B, C, D. Dan A, B, C, D tidak akan bisa diciptkan oleh manusia karena akan butuh bahan lagi dan rumit lagi. Itu sama saja kita memakai bahan-bahan yang sudah disediakan Tuhan, dan secara tidak langsung, sudah mengakui bahwa ada yang menciptakan itu. Pada dasarnya, semua ilmu mengacu pada Yang Maha Tahu. Dan uniknya, beberpa manusia melupakan darimana asal muasal semua ini. Jika anda mengatakan bahwa beberapa kreasionis langsung menghubungkannya dengan kitab suci, saya anggap itu adalah pendapat. Contohnya saja adalah Harun Yahya (saya menyebut orang ini karena inilah yang paling mudah saya temukan :) ). Dia melakukan pengamatan ilmiah pada sel dan mendapati bahwa sel begitu rumit. Tidak sederhana, dan kerumitannya itu sudah sistemastis artinya sama seperti yang saya sebutkan diatas: tidak membutuhkan perubahan evolusi untuk menjadi lebih baik. Apa yang saya tuliskan tidak untuk merayu orang untuk mengikuti apa yang saya katakan. Apa yang saya katakan sesungguhnya bisa dipahami oleh orang yang tidak mengetahui nama Albert Einstein bahkan orang yang tidak bisa baca tulis sekalipun. Salam kenal Mr/Mrs Anonim. Saya suka dengan Anda. Suka daripada mereka yang pro dan kontra tapi hanya mengolok-olok seperti anak kecil. Saya tunggu Anda lagi didiskusi yang sehat ini. Apapun yang anda dengar, andalah yang menentukan mau ditaruh mana kepercayaan anda yang berharga. Inti dari semua yang saya katakan adalah, bahwa Tuhan adalah sumber Ilmu pengetahuan, namun apapun yang diciptakan Tuhan, tidak ada yang bisa meniru. Jangankan kreasionis, Fisika pun percaya adanya Tuhan, Biologi, Kimia dan sebagainya. Oh, ya, satu lagi, saya tidak punya niatan untuk membantu Andika loh. Saya cuma ingin mencoba menjawab pertanyaan dari Anonim

    ReplyDelete
  16. trimakasih atas masukan, saran, dan undangannya pd saya. Sebenarnya saya msh ingin menyambung rasa pd mslh ini, tp 2 komen dlm 1 artikel sudah cukup bg saya. mungkin kalau ada artikel spt ini lg/ lanjutannya, saya akan cba "ikut campur".
    bkn krna apa2, tp saya mau mnunggu info2 tmbhn ttg mslh ini pd artikel2 brikutnya, sebelum saya bcara lbh jauh. jd kita tdk stuck pd dialog kita, yg malah jd debat/sjenisnya, karena saya sendiri dn mungkin anda2 skalian masih jauh dari mengerti mslh ini bkn?
    Tp dr bbrapa komen dr kk2 senior ini saya sudah bisa melihat ke sebuah jawaban yg pasti, namun masih membutuhkn banyak penyelidikan dan penelitian. Jika benar teori evolusi yg menjadi acuan selama ini salah, maka runtuhlah banyak teori2 yg selama ini saling menopang. Sebut saja teori Panspermia, teori penyebaran manusia dan ras2nya, fosil2 manusia purba,dll.
    Jadi sekarang kita kembali ke Nol! jadi tugas dari kreasionis yg sesungguhnya sekarang sebenarnya adalah menggantikan teori2 trsbt, atau singkatnya, menggantikan jawaban2 yg diberikan oleh para evolusionis selama ini. inilah yg sebenarnya ingin saya sampaikan(/tanyakan) dari pertanyaan2 saya kemarin2. sangat tidak baik untuk mendiamkan masyarakat awam pada posisi abu2 dlm sains spt sekarang ini.

    Yah, jd panjang lg deh komennya.

    Saya tunggu y artikel2 spt ini, jg ttg misteri lain spt reaktor nuklir purba, perang nuklir purba,dll.
    Thanks a lot for UNIVERSAL, and ALL Mystery Blog around Indonesia

    ReplyDelete
  17. @Anonim, Saya rasa tidak ada salahnya memulai dari 0 untuk mencapai kebenaran.

    Sebetulnya lebih masuk akal bagi saya bahwa yang disebut manusia purba itu adalah kera(bukan manusia), yang kebetulan memiliki fisik yang serupa dengan manusia. Mungkin dalam agama anda(maaf) tidak sependapat dengan kami.

    Untuk ketidak mengertian kami(seperti kata anda), saya merasa saya memang perlu banyak belajar, namun untuk evolusi saya memang harus menolaknya mentah2 . Karena apa? Seperti yang Phenomena katakan Manusia mempunyai kemampuan yang terbatas dan tidak akan bisa menyaingi tuhan.

    Terakhir saya juga berterima kasih kepada anda yang ikut serta memberikan pengetahuan tambahan walaupun kami tidak bisa menerimanya dengan kepala dingin :D. Untuk teori Evolusi sepertinya saya tidak akan(masih lama) untuk melanjut-kannya, agar tidak terjadi kejenuhan pada blog ini. Lagi pula saya telah membuat 2 Part hanya untuk teori ini. Untuk Selebihnya anda bisa membaca di PHENOMENA, jujur saja pernyataan2 disana sangat berbobot dan logis dibandingkan argumen saya.

    Terima kasih

    :D

    ReplyDelete
  18. LMF>>luar biasa...menilik dari debat di atas.. sebenarnya kepandaian dan ke kritis an orang indonesia terhadap satu masalah sama dengan orang 2 dari negara maju sana.. dengan kata lain orang indonesia pun cocok jadi ilmuwan(sudah bisa maksud saya) maju terus blog ini

    ReplyDelete
  19. hai semua salam kenal.
    beberapa orang di sini nampaknya adalah pakar biologi. semoga bisa menjawab pertanyaan saya?

    1. Bagaimana proses terciptanya makhluk hidup pertama tercipta menurut teori kreasi?
    2. Bagaimana proses Adam tercipta? Dari kisah-kisah yg saya dapat selalu disebut bahwa Adam terbentuk dari tanah liat yg kemudian ditiupkan ruh. Apakah Adam terbentuk langsung dari saripati tanah? jika demikian, bukankah itu mirip teori generatio spontanea dan abiogenesis?

    Mohon dijawab yah ".)

    ReplyDelete

Peraturan :

1.Berilah komentar yang beretitut, intelek, dan membangun. Mari ciptakan sikap toleransi antar SARA dan hindari Provokatif.

2.Silahkan Copy Paste tapi sertakan Linkback.